Tugas Mandiri 6
Observasi Produk dan Analisis Input–Output Berdasarkan ISO 14040
1. Dasar Teori Singkat: Prinsip ISO 14040
ISO 14040 menjelaskan kerangka kerja Life Cycle Assessment (LCA), yaitu pendekatan sistematis untuk menilai dampak lingkungan suatu produk dari tahap awal hingga akhir siklus hidupnya (cradle to grave).
Tahapan utama LCA meliputi:
-
Goal and Scope Definition — Menetapkan tujuan studi, unit fungsional, dan batas sistem.
-
Life Cycle Inventory (LCI) — Mengumpulkan data input dan output di setiap tahap.
-
Life Cycle Impact Assessment (LCIA) — Menganalisis potensi dampak lingkungan dari inventori.
-
Interpretation — Menarik kesimpulan dan rekomendasi perbaikan dari hasil analisis.
2. Produk yang Diamati
Nama Produk: Deterjen Cair
Fungsi Utama: Membersihkan pakaian dari noda dan kotoran rumah tangga.
3. Analisis Input–Output Berdasarkan Tahapan Produksi
| Tahap Produksi | Input Utama | Output Utama |
|---|---|---|
| Produksi bahan baku | Minyak bumi (untuk surfaktan), air, bahan kimia (NaOH, sulfat, parfum, pewarna) | Emisi CO₂, limbah cair kimia, residu reaksi kimia |
| Proses manufaktur | Energi listrik, air proses, bahan kimia tambahan (pengental, pelarut), wadah penyimpanan | Produk deterjen cair, uap panas, limbah cair dari pencucian tangki |
| Pengemasan | Botol plastik HDPE, label, tinta cetak, energi untuk mesin pengisi | Limbah sisa botol rusak, emisi VOC dari tinta |
| Distribusi | Bahan bakar kendaraan, kardus pembungkus, tenaga kerja logistik | Emisi CO₂ dari transportasi, sampah kemasan kardus |
| Penggunaan oleh konsumen | Air, listrik (untuk mesin cuci), deterjen cair | Air limbah rumah tangga dengan sisa deterjen dan mikroplastik |
| Pembuangan akhir | Sampah botol plastik, limbah cair deterjen | Pencemaran air, akumulasi sampah plastik di TPA |
4. Refleksi Pribadi
Dari observasi ini, saya memahami bahwa setiap tahap dalam siklus hidup produk memiliki dampak lingkungan yang tidak bisa diabaikan. Mulai dari penggunaan minyak bumi sebagai bahan baku surfaktan, energi listrik dalam proses produksi, hingga air limbah deterjen yang mencemari lingkungan. Produk sederhana seperti deterjen ternyata memiliki rantai dampak yang luas.
Untuk mengurangi dampak tersebut, produsen dapat menggunakan bahan surfaktan berbasis tumbuhan yang mudah terurai (biodegradable), mengurangi penggunaan botol plastik dengan sistem isi ulang, serta meningkatkan efisiensi energi di pabrik. Sebagai konsumen, saya juga bisa berperan dengan cara menggunakan deterjen sesuai takaran, memilih produk ramah lingkungan, dan mendaur ulang kemasan plastik. Hal ini menunjukkan bahwa keberlanjutan lingkungan bukan hanya tanggung jawab produsen, tetapi juga konsumen dalam seluruh siklus hidup produk.
Komentar
Posting Komentar