Tugas Mandiri 12

 

Mengamati Perilaku Konsumsi Tidak Berkelanjutan

Lokasi Pengamatan: Kantin Kampus

Pendahuluan Singkat

Pengamatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi perilaku konsumsi tidak berkelanjutan yang sering terjadi di lingkungan kampus. Kantin kampus dipilih karena menjadi pusat aktivitas konsumsi harian mahasiswa, terutama pada jam makan siang, sehingga pola konsumsi dan dampaknya terhadap lingkungan dapat diamati secara langsung dan nyata.

Pengamatan dilakukan selama kurang lebih 45 menit pada jam makan siang, dengan fokus pada interaksi konsumen terhadap makanan, minuman, dan kemasan yang digunakan.

NoPerilaku Konsumsi Tidak Berkelanjutan (Deskripsi Singkat)Frekuensi KejadianDampak Negatif Utama
1Mahasiswa membeli air mineral botol plastik kecil untuk sekali minum lalu langsung dibuangSangat SeringPenumpukan sampah plastik sekali pakai
2Penggunaan kantong plastik berlapis (kantong + plastik makanan + sedotan) untuk pesanan makan di tempatSeringPemborosan plastik dan sulit didaur ulang
3Sisa makanan tidak dihabiskan dan langsung dibuang ke tempat sampahSeringPemborosan makanan dan peningkatan limbah organik
4Penggunaan alat makan sekali pakai (sendok/garpu plastik atau styrofoam) meskipun makan di tempatSeringSampah non-biodegradable
5Pembelian minuman kemasan sachet atau gelas plastik tanpa alternatif isi ulangSangat SeringSampah plastik kecil yang sulit dikumpulkan

Analisis Penyebab Perilaku Konsumsi Tidak Berkelanjutan

Dari lima perilaku di atas, terdapat tiga perilaku yang paling sering terjadi, yaitu penggunaan botol plastik sekali pakai, plastik berlapis, dan sisa makanan yang terbuang. Penyebab utamanya adalah sebagai berikut:

  1. Kemudahan dan kecepatan
    Konsumen cenderung memilih opsi paling cepat dan praktis. Membeli air kemasan dianggap lebih mudah dibanding membawa botol minum sendiri atau mencari dispenser isi ulang.

  2. Kurangnya fasilitas alternatif ramah lingkungan
    Tidak tersedia fasilitas air minum isi ulang yang mudah diakses, serta minimnya alat makan permanen di beberapa tenant kantin.

  3. Budaya dan kebiasaan konsumsi
    Banyak mahasiswa belum memiliki kesadaran bahwa perilaku kecil seperti mengambil plastik berlebih atau menyisakan makanan memiliki dampak lingkungan jangka panjang.


Saran Solusi Praktis

Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis, berikut tiga solusi realistis yang dapat diterapkan:

  1. Penyediaan fasilitas isi ulang air minum
    Pengelola kampus dapat menyediakan dispenser air minum gratis atau berbiaya rendah untuk mendorong penggunaan botol minum pribadi.

  2. Pengurangan plastik sekali pakai oleh tenant kantin
    Tenant dapat diberi kebijakan untuk tidak otomatis memberikan sedotan atau kantong plastik kecuali diminta oleh konsumen.

  3. Edukasi visual sederhana di area kantin
    Pemasangan poster atau stiker informatif mengenai dampak sampah plastik dan pemborosan makanan dapat meningkatkan kesadaran tanpa perlu pendekatan yang menggurui.


Kesimpulan

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa perilaku konsumsi tidak berkelanjutan masih sering terjadi di kantin kampus, terutama terkait penggunaan plastik sekali pakai dan pemborosan makanan. Perilaku ini bukan semata-mata disebabkan oleh ketidakpedulian konsumen, tetapi juga oleh sistem dan fasilitas yang belum sepenuhnya mendukung pilihan konsumsi yang berkelanjutan.

Dengan kombinasi kebijakan pengelola, penyediaan fasilitas alternatif, dan peningkatan kesadaran konsumen, praktik konsumsi di lingkungan kampus dapat diarahkan menuju pola yang lebih berkelanjutan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mind Map Ali Haidar A07

Tugas Mandiri 1 Ali Haidar 07

Tugas Terstruktur 02