TUGAS TERSTRUKTUR 10
Analisis Kasus Implementasi Produksi Berkelanjutan
A. Profil Perusahaan dan Latar Belakang
Nama Perusahaan: PT Unilever Indonesia Tbk
Sektor Industri: Manufaktur Fast Moving Consumer Goods (FMCG)
Produk Utama: Produk perawatan pribadi, rumah tangga, dan pangan (Lifebuoy, Rinso, Sunsilk, Sunlight, dll).
Unilever Indonesia mengadopsi konsep Produksi Berkelanjutan sebagai bagian dari strategi global Unilever Sustainable Living Plan (USLP). Motivasi utama penerapan keberlanjutan tidak hanya didorong oleh kepatuhan regulasi, tetapi juga oleh tekanan konsumen, efisiensi biaya jangka panjang, serta penguatan citra merek di tengah meningkatnya kesadaran lingkungan.
B. Strategi Keberlanjutan yang Digunakan
1. Penerapan Ekonomi Sirkular (Circular Economy)
Unilever menerapkan desain kemasan yang dapat didaur ulang, pengurangan plastik murni (virgin plastic), serta pengembangan refill pack dan kemasan berbasis plastik daur ulang (PCR).
Strategi ini selaras dengan konsep Sustainable Consumption and Production (SCP) karena berfokus pada pengurangan limbah sejak tahap desain produk dan mendorong konsumsi yang lebih bertanggung jawab.
2. Efisiensi Energi dan Transisi Energi Terbarukan
Beberapa pabrik Unilever Indonesia telah menggunakan:
-
Biomassa sebagai bahan bakar boiler
-
Optimalisasi efisiensi energi dalam proses produksi
Pendekatan ini mencerminkan Life Cycle Thinking, khususnya pada fase produksi untuk menekan jejak karbon.
C. Indikator Keberlanjutan (Triple Bottom Line)
1. Lingkungan (Planet)
-
Pengurangan limbah non-B3 ke TPA hingga mendekati zero waste to landfill di fasilitas produksi
-
Penggunaan air yang lebih efisien melalui sistem daur ulang air proses
-
Pengurangan emisi CO₂ melalui efisiensi energi dan bahan bakar alternatif
2. Ekonomi (Profit)
-
Efisiensi energi dan air berkontribusi pada penurunan biaya operasional
-
Produk dengan klaim keberlanjutan meningkatkan daya tarik pasar dan loyalitas konsumen
-
Keberlanjutan menjadi bagian dari strategi mitigasi risiko jangka panjang
3. Sosial (People)
-
Penerapan standar K3 dengan tingkat kecelakaan kerja yang rendah
-
Program pelatihan karyawan dan pengembangan UMKM mitra
-
Inisiatif pemberdayaan petani lokal dalam rantai pasok bahan baku
D. Dampak dan Evaluasi Hasil
Dampak Positif Utama
Implementasi produksi berkelanjutan Unilever Indonesia berhasil menurunkan dampak lingkungan dari sisi energi, limbah, dan air, sekaligus menciptakan nilai ekonomi dan sosial yang terukur.
Tantangan Utama
Tantangan terbesar adalah pengelolaan limbah pasca-konsumsi, khususnya kemasan plastik sekali pakai yang masih sangat bergantung pada perilaku konsumen dan infrastruktur daur ulang nasional yang terbatas.
Evaluasi Kritis Mahasiswa
Meskipun Unilever Indonesia menunjukkan komitmen keberlanjutan yang kuat di sisi produksi, keberlanjutan yang “sejati” belum sepenuhnya tercapai karena tanggung jawab lingkungan masih banyak dialihkan ke konsumen. Tanpa sistem pengumpulan balik (reverse logistics) yang masif dan insentif nyata, klaim keberlanjutan berisiko berhenti pada level eco-efficiency, bukan transformasi sistemik.
Kesimpulan
Strategi Produksi Berkelanjutan Unilever Indonesia efektif dalam meningkatkan efisiensi internal dan kinerja triple bottom line. Namun, keberhasilan jangka panjang sangat bergantung pada integrasi sistem ekonomi sirkular yang lebih agresif, khususnya pada fase pasca-konsumsi.
Daftar Pustaka
Unilever Indonesia. (2023). Sustainability Report.
ISO 14040 & ISO 14044.
Baumann, H., & Tillman, A.-M. (2004). The Hitchhiker’s Guide to LCA.
Komentar
Posting Komentar